Religious, Writing

Seni Membuat Ketupat

Berikut ini adalah step by step membuat/ menganyam/ melipat ketupat (model yang biasa)

Membuat ketupat biasa - langkah 1 Membuat ketupat biasa - langkah 2 Membuat ketupat biasa - langkah 3
langkah 1 langkah 2 langkah 3
Membuat ketupat biasa - langkah 4 Membuat ketupat biasa - langkah 5 Membuat ketupat biasa - langkah 6
langkah 4 langkah 5 langkah 6
Membuat ketupat biasa - langkah 7 Membuat ketupat biasa - langkah 8 Membuat ketupat biasa - langkah 9
langkah 7 langkah 8 langkah 9
Membuat ketupat biasa - langkah 10 Membuat ketupat biasa - langkah 11 Membuat ketupat biasa - langkah 12
langkah 10 langkah 11 langkah 12

Membuat ketupat biasa - langkah 1-12

langkah 1-12

Semoga membantu anda dalam menyambut hari lebaran, baik untuk menu makanan (ketupat opor sambel goreng ati) atau sebagai hiasan.

Sumber: Indosiar dot com.

Standard
Adventure, Disaster, Religious

Peta Jalur Mudik Lebaran

Update peta terbaru bisa dibaca/didownload di: Wangsit: Peta Jalur Mudik Lebaran. Atau ke halaman kumpulan peta dari berbagai sumber web.

Berikut hasil googling dengan keyword: google_images: peta mudik jalur.

update date=”18 okt 2006″
Peta jalur alternatif lumpur panas sukoharjo sidoarjo
sumber: mailing list
Peta jalur alternatif lumpur panas sukoharjo
end_update
update date=”15 okt 2006″
Peta mudik jawa-bali 2006
(support : pos polisi, spbu, atm-bca, jalur kereta, jalan : tol, alternatif, utama + info no telpon polisi & rumah sakit umum);
sumber: http://www.cybermap.co.id/
peta jalur mudik jawa bali 2006
end_update


Peta mudik sumatera 2003;
sumber: http://www.honda-tiger.or.id/
Peta Jalur Mudik Sumatera 2003

Harapan saya, hasil temuan tadi bisa berguna walaupun terkait dengan kesesuaian data dengan kondisi saat ini memang tidak diketahui.

Selamat mempersiapkan perjalanan mudik Anda…….

Standard
Religious

8 Macam Najis dan Cara Menyucikannya

Berikut adalah informasi spiritual (hehe…kayak apa ajah) yang saya baca di mailinglist kajian (yahoogroups).

Hal – hal yang terdapat dalil tentang kenajisan serta cara menyucikannya adalah :

  • Air seni.

Dari Anas ra., “Seorang Arab Badui buang air di Mesjid, lalu segolongan orang menghampirinya. Rasulullah SAW lantas bersabda, ‘Biarkanlah ia jangan kalian hentikan kencingnya’”. Lalu Anas ra. melanjutkan, “Tatkala ia sudah menyelesaikan kencingnya, beliau SAW memerintahkan agar dibawakan setimba air lalu diguyurkan di atasnya” (HR. Al Bukhari no. 6025 dan Muslim no. 284)

[Secara umum, zat untuk membersihkan diri dari najis adalah dengan menggunakan air, kecuali syariat membolehkan membersihkannya dengan selain air, seperti menggunakan tanah]

Adapun cara menyucikan pakaian yang terkena kencing bayi yang masih menyusu adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Air kencing bayi perempuan dicuci, sedangkan air kencing bayi diperciki” (HR. An Nasa’i I/158 dan Abu Dawud no. 372, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan an Nasa’i no. 293)

  • Kotoran manusia.

Dari Hudzaifah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian menginjak al adzaa dengan sandalnya, maka tanah adalah penyucinya” (HR. Abu Dawud no. 381, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 834)

Al Adzaa adalah segala sesuatu yang engkau merasa tersakiti olehnya, seperti najis, kotoran dan sebagainya (‘Aunul Ma’buud II/44).

  • Madzi.

Madzi adalah cairan bening, encer dan lengket yang keluar ketika naiknya syahwat. Dialami pria maupun wanita.

Ali ra. berkata, “Aku adalah laki – laki yang sering keluar madzi. Aku malu menanyakannya pada Nabi SAW karena kedudukan putri beliau. Lalu kusuruh al Miqdad bin al Aswad untuk menanyakannya. Beliau SAW bersabda, ‘Dia harus membasuh kemaluannya dan berwudhu’” (HR Al Bukhari no. 132 dan Muslim no. 303)

  • Wadi

Wadi adalah cairan bening dan kental yang keluar setelah buang air. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata, “Mani, wadi dan madzi. Adapun mani maka wajib mandi. Sedangkan untuk wadi dan madzi beliau SAW bersabda,
‘Basulah dzakar atau kemaluanmu dan wudhulah sebagaimana engkau berwudhu untuk shalat’” (HR. Abu Dawud dan Al Baihaqi I/115, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 190)

  • Kotoran hewan yang tidak halal dimakan dagingnya.

Dari Abdullah ra., ia berkata, “Ketika Nabi SAW hendak buang hajat, beliau berkata, ‘Bawakan aku 3 batu’. Aku menemukan dua batu dan sebuah kotoran keledai. Lalu beliau mengambil kedua batu itu dan membuang kotoran tadi lalu berkata, ‘(Kotoran) itu najis’” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no. 2530)

  • Darah haidh

Dari Asma’ binti Abi Bakar ra. ra, ia berkata, “Seorang wanita datang kepada kepada Nabi SAW lalu berkata, ‘Baju seorang diantara kami terkena darah haidh, apa yang ia lakukan ?’

Beliau SAW bersabda, “Keriklah, kucek dengan air, lalu guyurlah. Kemudian shalatlah dengan (baju) itu’” (HR. Al Bukhari no. 307 dan Muslim no. 291)

  • Air liur anjing.

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “(Cara) menyucikan bejana salah seorang diantara kalian jika dijilat anjing adalah membasuhnya tujuh kali. Yang pertama dengan tanah” (HR. Muslim no. 276)

  • Bangkai

Yaitu segala sesuatu yang mati tanpa disembelih secara syar’i. Dasarnya adalah sabda Rasulullah SAW, “Kulit bangkai apa saja jika disamak, maka ia suci” (HR. Ibnu Majah, Ahmad dalam Al Fathur Rabbani no. 49, At Tirmidzi no. 1782, Ibnu Majah no. 3609 dan An Nasa’iVII/173, dari Ibnu Abbas ra., dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Ibni Majah no. 2907)

Maraji

 

Panduan Fiqh Lengkap Jilid 1, Abdul ‘Azhim bin Badawi Al Khalafi, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Jumadil Akhir 1426 H/Juli 2005 M.

Catatan :
Jika suatu benda terkena najis dan dibiarkan kering serta bekas najisnya hilang maka benda itupun menjadi suci kembali sebagaimana hadits dari Ibnu Umar ra., ia berkata, “Pada zaman Rasulullah SAW, banyak anjing yang kencing dan berlalu lalang di dalam mesjid. Mereka tidak mengguyurkan air sedikit pun di atasnya” (HR. Bukhari no. 174 secara mu’allaq dan Abu Dawud no. 378)

Semoga informasi ini berguna bagi kita semua. Amien.

Standard
Religious

Tata Cara Mandi Wajib

Hal – hal yang menyebabkan diwajibkannya mandi :

Keluar air mani, baik saat terjaga ataupun tidur, berdasarkan sabda Rasulullah SAW,

“Sesungguhnya air (mandi) itu disebabkan air (keluarnya mani)” (HR. Muslim no. 343 dan Abu Dawud no. 214)

Jima’ (berhubungan badan), walaupun tidak keluar air mani. Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Jika ia telah duduk diantara ke empat cabang istrinya … (kiasan untuk bersetubuh), maka ia wajib mandi meskipun tidak keluar air mani” (HR. Muslim no. 348)

Masuk Islamnya orang kafir. Dari Qais bin ‘Ashim, ia menceritakan bahwa ketika ia masuk Islam, Nabi SAW menyuruhnya mandi dengan air dan bidara (HR. At Tirmidzi no. 602 dan Abu Dawud no. 351, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Irwaa’ul Ghaliil no. 128)
Terputusnya haidh dan nifas. Dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW berkata kepada Fathimah binti Abi Khubaisy,

“Jika datang haidh, maka tinggalkanlah shalat. Dan jika telah lewat, maka mandi dan shalatlah” (HR. Al Bukhari no. 320, Muslim no. 333, Abu Dawud no. 279, At Tirmidzi no. 125 dan An Nasa’i I/186)

Hari Jum’at. Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Mandi Jum’at wajib bagi setiap orang yang telah baligh” (HR. Al Bukhari no. 879, Muslim no. 346, Abu Dawud no. 337, An Nasa’i III/93 dan Ibnu Majah no. 1089)
Adapun tata caranya adalah berdasarkan hadits dari jalan Aisyah ra., ia berkata, “Dahulu, jika Rasulullah SAW hendak mandi janabah (junub), beliau membasuh kedua tangannya. Kemudian menuangkan air dari tangan kanan ke tangan kirinya lalu membasuh kemaluannya. Lantas berwudhu sebagaimana berwudhu untuk shalat. Lalu beliau mengambil air dan memasukan jari – jemarinya ke pangkal rambut. Hingga beliau menganggap telah cukup, beliau tuangkan ke atas kepalanya sebanyak 3 kali tuangan. Setelah itu beliau guyur seluruh badannya. Kemudian beliau basuh kedua kakinya” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Pada riwayat lain dikatakan, “…dan dimasukannya jari – jari ke dalam urat rambut hingga bila dirasanya air telah membasahi kulit [kepala], disauknya dua telapak tangan lagi dan disapukannya ke kepalanya sebanyak 3 kali, kemudian dituangkan ke seluruh tubuh” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Dari hadits yang mulia di atas maka urutan tata cara mandi wajib adalah :

Membasuh kedua tangan

Membasuh kemaluan

Berwudhu sebagaimana berwudhu untuk shalat [Boleh menangguhkan menangguhkan membasuh kedua kaki sampai selesai mandi (Fikih Sunnah hal. 154)]

Mencuci rambut dengan cara memasukan jari – jemari ke pangkal rambut

Menuangkan air ke atas kepala sebanyak 3x atau mengambil air dengan kedua tangan kemudian menyapukannya ke kepalanya.

Menguyur seluruh badan

Membasuh kaki

Sedangkan rukun dari mandi wajib ini menurut pandangan fiqh ada 2 yaitu :

Berniat. Karena inilah yang memisahkan antara ibadah dengan kebiasaan dan adat.
Membasuh seluruh anggota tubuh. Karena Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika kamu junub hendaklah bersuci”, maksudnya adalah mandi.

Standard